Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fzl16Avatar border
TS
fzl16
Adakah harapan untuk sepakbola Indonesia masuk piala dunia?


Hallo selamat datang di trit ane. Kali ini ane mau membahas dunia olahraga khususnya sepakbola. Bicara tentang sepakbola Indonesia memang maju mundur. Dipuji setinggi-tingginya saat berada di jalur kemenangan. Dihina serendah-rendahnya saat mengalami kekalahan beruntun atau permainan yang sangat buruk. Ya begitulah keadaan sepakbola saat ini, faktanya memang kita haus akan prestasi.

Ane sendiri termasuk fans timnas yang selalu antusias saat timnas berlaga. Hampir setiap pertandingan yang disiarkan di televisi ataupun live streaming di media tertentu ane selalu pantengin tuh pertandingan. Walaupun kadang mengecewakan untuk ditonton, strategi yang monoton dan hal yang memilukan lainnya.



PSSI sebagai induk sepakbola Indonesia seharusnya bersikap profesional dalam memajukan sepakbola negeri ini, bukan semata-mata hanya untuk mencari pundi-pundi keuntungan diatas fanatisme para fans. Namun kita patut mengapresiasi kinerja PSSI, berjalannya kompetisi usia muda membuahkan hasil terjaringnya bakat-bakat muda yang mampu bersaing di level internasional.


Disamping itu PSSI juga aktif menawarkan Indonesia untuk menjadi tuan rumah, misal mengajukan tuan rumah Piala Dunia u20 pada tahun 2021. Walaupun bukan suatu prestasi, tapi kita patut mengapresiasi keseriusan mereka dalam mengangkat sepakbola Indonesia ke level dunia walau pada tingkat umur.


Yang jadi persoalan saat ini mengapa semakin bertambah umur level timnas semakin melempem? Ada banyak penyebab, Pertama Kompetisi usia dini yang masih kurang profesional. Infrastruktur yang masih ala kadarnya, lapangan yang tidak memenuhi standar serta sistem kompetisi yang terlalu terburu-buru (knock out) sekali kalah maka tak ada kesempatan lain. 

Kedua, kurangnya kesempatan yang diberikan kepada pemain muda. Saat ini di Liga 1 banyak klub yang mmasih terlalu bergantung pada pemain asing. Lihat saja daftar top skor dan top assist didominasi oleh pemain asing. Walau tak jarang klub merekrut pemain muda, namun kebanyakan hanya menjadi pelengkap bangku cadangan. Keberanian pelatih untuk menurunkan pemain muda memang perlu dibiasakan disini.

Ketiga, gaya hidup pemain. Pujian adalah racun, memang benar kata pepatah tersebut. Star syndrome effect banyak pemain muda terlena akan hal tersebut. Kepopuleran mereka bak artis bintang iklan melupakan jati diri mereka sebagai atlet.

Keempat, konsistensi, naik turun performa sudah biasa dalam dunia olahraga. Namun mengapa dalam timnas muda kebanyakan bersinar di usia muda saja? Beranjak dewasa nama mereka bahkan ada yang menghilang tak terdengar lagi. Sepertinya mereka salah pilih untuk fokus melatih diri, atau bahkan kehilangan minat untuk bermain sepakbola lagi.   

Kelima, pemilihan Karier, pilihan yang tepat dalam menentukan jalan karier harus benar-benar matang dipikirkan oleh para pemain muda. Banyak pemain muda yang sudah diberi kesempatan belajar di luar negeri namun sesampainya kembali ke Indonesia lebih memilih berkarier di kompetisi lokal. Padahal ada klub luar yang tertarik merekrut mereka, namun karena kurangnya keberanian pemain mereka lebih memilih klub lokal. Hal ini tentu saja menurunkan kualitas pemain.

Selain kelima hal tersebut diatas, banyak juga kebobrokan kompetisi lokal yang harus dibenahi. Misalnya wasit yang kurang profesional ataupun kasus permainan orang dalam. Sepakbola dijadikan alat politik oleh sebagian mereka yang berkepentingan. Jual beli lisensi klub yang semudah membalikkan telapak tangan. Dan masih banyak kekurangan lainnya.



Harapan itu selalu ada! Meski berbagai persoalan dan keruwetan yang seakan tanpa akhir. Sepakbola tetap menumbuhkan harapan, gairah, dan cita-cita. Sepakbola terbukti bisa menjadi jalan keluar (meski tak tuntas) atas kepenatan hidup. Dari sana ada gairah, semangat membara, harapan, kebanggaan, dan rasa memiliki yang mendalam. 




Namun bagaimanapun kondisi dan kekusutannya, hal itu seharusnya tidak dijadikan alasan untuk tidak mencintai sepak bola Indonesia. Sebab “sepak bola Indonesia lebih terasa dan berasa”.

Spoiler for Bonus:



Referensi : opini pribadi, indosport.com, Mencintai Sepakbola Indonesia Meski Kusut

Pict : Indosport.com, ig @MemeSepakBolaNasional, Mencintai Sepakbola Indonesia Meski Kusut
Diubah oleh fzl16 29-09-2019 16:59
GrestaAvatar border
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan 4 lainnya memberi reputasi
5
445
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan