lapar.bangAvatar border
TS
lapar.bang
Jelajah Candi Di Gunung Penanggungan Part II



emoticon-I Love Indonesia WELCOME TO MY THREAD emoticon-I Love Indonesia



Halo para warga kaskuser sekalian, sebagaimana warga kaskuser yang berbudiman jangan lupa untuk

emoticon-Rate 5 Star RATE
emoticon-nulisah KOMEN
emoticon-pencet SHARE
emoticon-Toast CENDOL


SELAMAT MEMBACA
emoticon-Monggo



Selamat malam saudara sebangsa dan setanah air, baik yang hidup di dunia nyata maupun dunia ghoibemoticon-Big Grin

Ketemu lagi kan sama lapar.bang disini, dan karena lapar.bang lagi kere untuk sementara ini, maka perjalanan di trit ini hanya membahas bagaimana lapar.bang berjuang demi memdatangai candi demi candi yang ada di Gunung Penanggunganemoticon-Embarrassment

Katanya lagi kere sob, kok jalan-jalan terus sih?emoticon-Nohope
Kan gunungnya di depan rumah sob, jadi gak terlalu memakan biaya lahemoticon-Big Grin


Oke oke, cukup debatnya, kita langsung saja keceritaemoticon-Big Grin


Menindak lanjuti tentang janji saya di Jelajah Candi Di Gunung Penanggungan Part I sebelumnya yang akan kembali jelajah lagi, puji syukur beberapa hari yang lalu lapar.bang berhasil jalan - jalan untuk bertamu ke berbagai candi yang ada di Gunung Penanggunganemoticon-Big Grin

Perjalanan masih sama dengan part sebelumnya nih, dengan jalur yang sama, dengan partner yang masih sama juga, dan yang pasti dengan penjaga pos perijinan yang sama, mamak - mamak yang baiknya sangat - sangat baikemoticon-Big Grin

Gimana gak baik coba, setelah saya membayar simaksi pendakian, yaa walaupun niatnya bukanendaki sih. Saya di beri sedikit sesajenemoticon-Big Grin

Sesajennya yaitu ubi bakar dan beberapa dupa untuk sembahyang di sana nantinya, baik kan ya mamak-mamak penjaga pos perijinanemoticon-Big Grin


Ubi bakarnya dimakan sob?emoticon-EEK!
Yoi dongemoticon-Big Grin
Dupanya juga?emoticon-EEK!
Ya enggak lahemoticon-Nohope





Jalur masih sama didominasi tanah,tanah yang licin-able karena saking jarangnya pendaki lewat jalur prasejarah ini.

Oh iya, bagi yang belum tau tempatnya, jalur pendakian prasejarah ini ada di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Ada 2 jalur yang deket sama jalur Jolotundo, pertama jalur Balekambang, dan kedua jalur Kedung Udi. Dan saya masih setia sama jalur Jolotundo, karena eh karena.. karena sudah hapal yang pastiemoticon-Big Grin

Nah kalo kalian gak tau bisa cari di gugel map dengan keyword "Pemandian Jolotundo" pokoknya baca aja deh di cerita yang pertamaemoticon-Big Grin

Oke lanjut, tiga jam waktu normal yang saya butuhkan, itu pun juga kelewat santai, saat saya sampai di tempat yang lumayan lapang, istirahat sejenak sembari menikmati suasana sakral nan mistisemoticon-Big Grin

Karena kemarin sudah menjelajah candi di jalur Jolotundo, kali ini saya melipir ke kiri, kiri pokoknya, kiri bangetemoticon-Hammer (S)

Di candi Pura, saya melipir ke kiri, turun dan terus turun hingga sampai di sebuah lembah yang entah bernama apa, jalurnya? Gak kelihatanemoticon-Nohope

Jalurnya ketutup semak, eh bukan semak sih, lebih ke tumbuhan apa gitu, tapi kayak semak - semak, taoi tinggi banget, jadi mau gak mau harus brasak lagiemoticon-Big Grin

Dari ketinggian terlihat beberapa candi di bawah sana, wah deket tuh, ah kesana aja deh. Eh eh eh.. giliran jalan ke sana kok jauh bangetemoticon-Nohope

Dengan jalur zig - zag, saya masih bejalan, di dominasi daun jancukan yang bikin seseorang misuh - misuh gak jelas kalo kena daun tersebut, tanpa rasa takut dan keyakinan yang sagat - sangat yakin, saya trabas dongemoticon-Big Grin kan pake baju panjangemoticon-Big Grin

Jalan nunduk liat bawah, lah kok tiba tiba nemu candi pertama yang sedikit tersembunyi, di kelilingi rumput gajah yang tingginya itu tinggi banget. Pantes aja dari atas gak kelihatanemoticon-EEK!



Candi pertama ini adalah candi Pendawa sob, berikut penampakannya lengkapnya.





Candi Pendawa ini lebih terlihat seperti reruntuhan dan tumpukan batu, kata teman saya sih lebih terlihat seperti piramid rusak ala - ala suku maya heheheemoticon-Big Grin

Saya pun melihatnya seperti itu, disini kita tak terlalu lama, setelah nyantai di bawah pohon karena berlindung di balik teriknya matahari, saya memutuskan untuk naik ke atasnya dan mengabadikan pelataran Candi Pendawa dari atas. Berikut penampakannya.



Nah setelah saya mengabadikan sedikit saya pun melanjutkan perjalanan, masih sama, dari atas saya semakin turun, lebih tepatnya menuruni bukitemoticon-Big Grin

Wong dari atas Candi Pendawa sudah terlihat Candi kedua kok, kalo di lihat dari peta, harusnya itu adalah Candi Yuda. Coba deh jalan aja lagiemoticon-Big Grin

Jalanan kali ini lebih lebar, kayaknya ada yang merawat jalur ini, kanan kiri di dominasi ilalang tinggi, dan kalian harus berhati - hati, kenapa? Karena jalan yang kita lewati berupa potongan - potongan rumput gajah, apa ya nyebutnya, kalo dalam bahasa jawa sih "Sunggrak" jadi sunggrak itu bisa menusuk kaki kita kapan saja, duh kok bingung ya jelasinnya. Ituloh kayak petani kalau habis panen padi, kan ada tuh bekas potongan batang bagian bawah, nah batang itu biasanya yang berbahaya kalo kena kaki, kalo salah melangkah bisa sobek kaki kalian kena sunggrak. Nah iya kayak gitu tuhemoticon-Big Grin

Jalan lima menit aja menuruni bukit kita sampai di Candi kedua.emoticon-Big Grin







Eh nemu botol air sama sapu, emang iya disini itu bersih banget, gak ada sampah.

Karena melihat sekeliling di temukan sapu dan botol.air yang masih utuh. Sepertinya ada yang merawat Candi Candi ini.


Ya iyalah ada yang ngerawatemoticon-Mad
Eh kok ngegas sihemoticon-Mad
Yaudah yaudah,maapemoticon-Mad



Roksky sebatang aja deh, sambil menikmati suasana di sekitar candi.



Apa yang lo nikmati sob? Cuma kabut sama rumput gajah yang tingginya keterlalua gituemoticon-Nohope
Eh iya maap, bukan itu sob, salah aplut gambar nihemoticon-Frown





Nah kalo ini bener bray, yaa walaupun cuma awan kabut sama seonggok pohon mati sih, masih boleh lah yaemoticon-Big Grin

Tak butuh waktu lama, saya menikmati kabut tersebut dari atas candi, walaupun panas yang penting roksky aja lah, sedikit santai saya juga mengabadikan pelataran candi




Sedikit gambaran tentang pelataran, setelah di rasa cukup saya melanjutkan kembali perjalanan turun.

Turun.. turun..
Kelembah gunung..
Kok jalannya semakin turun..
Kiri - kanan, kulihat saja..
Masih didominasi alang - alang..

Dan yak, masih sama, alang alang dan jalan semakin turunemoticon-Hammer (S)

Deket banget kok, pake banget, jalan bentar aja udah sampe, dan saya terkejoet terheran heranemoticon-Ngakak (S)

Di peta gak ada Candi ini, tapi mendadak ketemu ini Candi. Candi apa? Berikut penampakannyaemoticon-Big Grin



Candi Lemari nih sob, tapi gak ada bajunyaemoticon-Hammer (S)

Jangan salah ini cuma sekedar nama doang, mungkin dulunya di pake buat nyimpen baju baju kali ya, kayaknya sih gituemoticon-Embarrassment





Di peta gak ada, dan setelah melewati candi tersebut ada persimpangan, jalan berundak kebawah dan jalan landai kekanan, menurut peta, menurut peta nih ya, jalan menurun ini akan membawa kita ke daerah industri didaerah Ngoro. Dan disana juga masih alias jalur Jedong. Niat hati ingin turun lewat sini tapi motor ada di Jolotundo, kalo lewat jalan raya dari Candi Jedong ke Jolotundo itu lumayan. Lumayan jauh jugaemoticon-Big Grin

Jadi apa kelanjutannya? Baca ini dulu aja deh biar kalian ada sedikit kerjaanemoticon-Ngakak (S)



Gimana? Udah dibaca? Itu larangan - larangan yang ada di sini. Dilarang merusak, dilarang memindahkan batu, dilarang mencorat coret. Pokoknya yang gak baik gak boleh.

Setelah dirasa puas, saya pun kembali, kembali ke atas sob, kembali naik, dan kembali melewati Candi Pendowo dan Candi Yuda

Dari jalur paling kiri saya berpindah jalur tengah, yoi sob, jalur Candi Shinto dan kawan - kawannya, lumayan panjang lah, apalagi harus naik lagi tadi setelah turun sampe Candi Lemariemoticon-Hammer (S)

30 menit yang saya butuhkan untuk kembali ke jalur tengah, disana saya juga menyempatkan mampir ke Candi Pura. Bukan mampir sih, kan emang jalurnya lewat Candi Pura. Jadi mau gak mau harus mampiremoticon-Big Grin



Saya juga melanjutkan apa yang saya lakukan sedari tadi, membakar dupa dan berdoa, tentunya juga menyampaikan apa yang di suruh sama mamak - mamak penjaga pos ijin.


Sekalian aja mas kalau keliling candi sambil berdoa, ini saya kasih dupa sebungkus.
Oh iya ini juga mas bawa, buat bekal (ngasih ubi bakar)



Kurang baik apa coba, setelah berdoa dan mengabadikan Candi Pura, walaupun sudah ada di Part I, tapi gapapa lah ya biar cerita perjalanan saya rada panjangemoticon-Big Grin

Saya melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya, dari peta kita akan melipir kekanan, tadi habis banting setir kekiri sekarang langsung banting setir ke kanan, bisa dibilang ini memang jalan - jalan mengelilingi Gunung Penanggungan, cuma kedoknya mampir ke Candiemoticon-Ngakak (S)

Tapi sebelum melipir kekanan kita harus naik dulu keatas, menuju Candi Gentong dan Candi Shinto. Lima menit saja waktu yang di tempuh akhirnya sampai di Candi Gentong yang menjadi satu komplek dengan Candi Shinto.



Sedikit beedoa dan beristirahat akhirnya saya menyiapkan persiapan karena perjalanan melipir kekanan itu katanya lumayan, lumayan jauh juga lumayan dekat.


Loh, jadi sebenernya dekat apa jauhemoticon-Nohope
Ambil tengah - tengah aja sob, jauh gak jauh, dekat juga gak terlalu dekatemoticon-Big Grin



Oke lanjut lagi, setelah cukup beristirahat akhirnya saya langsung melipir kanan, jalurnya kecil dan cenderung ketutup semak, jadi sangat disarankan untuk berhati - hati, karena kiri langsung jurang, kasarannya sih melipir bukit gituemoticon-Big Grin

Jalanan enak banget sob, mulus cem aspal, landai terus, ada naiknya sih, dikit banget, tapi di dominasi jalan landaiemoticon-Ngakak (S)

Setelah lumayan gak lama dan lumayan gak bentar sampai juga nih, tapi bukan sampai di tempat berikutnya, melainkan sampai di Curah, curah itu semacam aliran sungai yang sudah mati. Saya pun menyebrang sungai tersebut, tapi gak ada airnyaemoticon-Hammer (S)

Kayak pindah punggungan, jalan lagi setelah melewati Curah vegetasi masih sama didominasi rerumputan liar yang kadang nutup jalur. Gak pake lama akhirnya saya sampai juga, tapi bukan sampai di tujuan utama sob, lagi - lagi sampai di Curah, dan curah ini lumayan gede, jadi harus turun dulu sambil pengangan akar - akaran sebelum nyebrang, setelah turun dan sampai di dasar sungai kita naik lagi, untungnya ada tangga mini yang di buatkan sama pak penjaga (mungkin), jadinya kita gak usah manjat batu - batu, cuma manjat tangga kita sampai atas deh, tapi harus tetep waspada juga karena tangganya kecil dan jalurnya juga licin, apalgi gerimis tipis - tipis. Di curah ini ada airnya, tapi airnya gak ngalir, sertelah saya coba cium aromanya, baunya sedikit gak enak, fix saya simpulkan ini air sudah lama menggenang dan gak cocok untuk di konsumsi.

Setelah berhasil melewati Curah kedua saya kembali melanjutkan perjalanan melipir bukit ini, jalur kadang berubah dari jalur tanah ke jalur batu, lumayan lah ada sedikit variasi biar gak bosenemoticon-Big Grin

Kayaknya cuma lima menitan deh akhirnya sampai juga, tenang ini gak bohongan kok, saya benar - benar sampai di Candi ke-empat. Candi apa?



LANJUTAN ADA DI BAWAH



Diubah oleh lapar.bang 02-05-2019 21:17
nowbitoolAvatar border
danQeAvatar border
sinichifqhAvatar border
sinichifqh dan 11 lainnya memberi reputasi
12
7.1K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan