Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sosiallifeAvatar border
TS
sosiallife
Perlukah Saya Kecewa Dan Merasa Tidak Adil Sikap Ayah Saya?
Halo agan sista.

Mw menanyakan mungkin bisa ada yg ksh advice.
Sory neh berhubung di thread family 1x 24 jam blm ada yg bales jdi ane memutuskan buka di heart to heart, mungkin msh masuk krna ini jg masuk ke curahan hati saya.
Saya seorang anak laki2 satu2nya dari keluarga saya.
Ayah saya ber istri 2, dia msh bertanggung jawab terhadap keluarga saya maupun istrinya yg lainnya.
Namun hanya ibu saya yg usaha sedangkan ibu tiri saya tidak, maklum bapak saya sibuk urus hoby nya daripada serius usaha.

Nah dari kecil walaupun saya anak cowok satu2nya saya tidak pernah dimanja, dari kecil saya malah merasa selalu di anak tirikan.
Hal apa yg menjadi dasar pemikiran saya?
Yaitu tindakan org tua saya karena dari kecil saya hampir tidak pernah dibelikan brg2 yg sesuai keinginan saya dan ketika beranjak dewasa perlakuanpun msh sama.
Jgnkan brg yg sesuai keinginan saya, brg baru pun jrg saya dapatkan.

Berbeda dgn adik saya, krna anak kesayangan nya selalu diberikan yg terbaru dan yg diinginkan nya.
Nah beranjak dewasa sayapun punya cita2 sekolah ke luar negeri, bukan untuk gaya tapi untuk bisa bahasa, tau dunia luar, dsbnya.
Kalau ke negara maju jadi kita bisa cari peluang yg bisa ditetapkan di negeri sendiri.
Masuk s1 saya tidak mendapatkan cita2 tsb walaupun org tua saya mampu.
Saya dijanjikan s2 keluar negeri.
Namun jgnkan ke luar negeri untuk sekolah s2 saja saya tidak diizinkan.
Saya harus meneruskan usaha ayah saya yg ingin pensiun, walaupun dri dlu saja sudah 1/2 nya pensiun.
Akhirnya setelah kita ribut parah, maka saya mengambil jalan tengah kelas karyawan weekend dan weekday saya menjalankan usaha keluarga saya.

Pada saat itu saya di kasih omongan yg menyatakan bahwa kamu itu penerus satu2nya dan usaha2 ayah itu akan milik kamu.
Malahan pas sma saya dijanjikan semua harta ayah saya itu jatuh ke saya, karena saya anak laki2 satu2nya.

Walaupun saya dijanjikan hal yg manis saya masih sibuk mencoba usaha yg lain.
Namun semua usaha saya hrs ditutup dan akhirnya saya menjual bahan baku yg saya pikir satu lini walaupun tentunya banyak penekanan karena saya hrs fokus membesarkan usaha ayah saya.

Tapi seiring waktu mengingat kk2 perempuan saya mendapatkan lelaki yg tidak sukses akhirnya bapak saya merivisi omongan tsb dgn kata2 anaknya yg perempuan mendapat rumah, sedangkan saya semua usaha nya.

Saya berpikir waktu itu ya sudahlah kalau rumah saja gpp, toh saya juga gk tega kk adik perempuan saya sampai tidak punya rumah sementara harta saya melimpah ruah.

Seiring berjalannya waktu sekarang mendekati 10 tahun perjalanan saya menjalankan usaha keluarga dan hanya saya saja anaknya yg membantu usaha keluarga.
Anak perempuan lain tidak mau masuk ke perusahaan, maklum ayah saya orgnya kasar, lingkungan pun di desa yg krg nyaman, dsbnya byk faktor hal yg merwka gk ingin msk ke perusahaan.

Setelah usaha makin berkembang dan menambah beberapa cabang, saya makin merasakan ini ayah saya akan berlaku lagi2 tidak adil menurut versi saya.

Sekarang saya ingin membangun usaha yg sama dgn ayah saya, tidak hanya menjual bahan baku tapi membuat suatu perusahaan produksi.
Nah yg menjadi semakin janggal dan menjadi kenyataan pikiran negatif saya itu, yaitu ketika saya membeli lahan dan ketika perusahaan itu dibangun ayah saya menyuruh untuk mengambil uang dari perusahaan.
Saya dsni berpikir untuk apa ambil uang perusahaan krna uang saya pun ada.
Saya gk mau nanti adik kk perempuan saya mengungkit2 hal ini dan saya mau mandiri jadi tenang kalo hasil keringat sendiri.
Seiring berjalannya waktu, ternyata ada sodara saya yg bilang waktu itu bahwa saya disuruh ambil uang perusahaan karena usaha2 yg sblmnya di bangun ayah saya dan saudaranya lalu saya serta ibu saya membantu mengembangkannya akan diberikan ke anak2 perempuannya.
Artinya ayah saya berbohong yg tadinya semua akan diberikan ke saya, lalu akhirnya perempuan diberi rumah krna kasihan dan sayapun sudah ridho. Skrg ternyata menjadi usaha2 beliaupun di berikan ke anak perempuan dan saya disuruh membangun perusahaan dari 0.

Saya dsni masih berpikir positive, namun ayah saya terus mendesak saya mengambil uang perusahaan dgn berkali2 berbicara.
Lalu karena saya sudah semakin tidak nyaman, saya menanyakan ke ibu saya perihal kenapa ayah saya menyuruh mengambil uang perusahaan?
Ternyata ibu saya jujur dan berbicara bahwa usaha2 ayah saya akan diberikan ke anak perempuan.
Saya begitu kecewa melihat ketidak adilan versi saya, yg sudah saya dapat kan dari kecil. Lalu saya merasa tertipu juga oleh ucapan ayah saya.

Saya sih jujur tidak masalah ketika harta itu dibagikan pun ke anak perempuan, bahkan walaupun tidak dibagikan ke anaknya semuanya.
Tapi dengan cara yg benar.
Benar seperti apa?
Maksud saya kalau ini usaha keluarga kenapa hanya ibu saya yg membantu pekerjaan ayah saya?
Kenapa ibu tiri saya tidak dipekerjakan jg?
Selain itu kenapa hanya saya yg harus membantu usaha keluarga, sementara anak2 yg lain bebas memilih jalan hidupnya.
Malahan tidak hanya saya, tetapi istri sayapun harus membantu dgn tidak boleh keluar dari usaha keluarga ini.

Saya merasa seharusnya ketika menjadi orang tua itu harus bijak.
Jika ini usaha keluarga maka semua keluarga harus terlibat. Entah itu diberi tugas masing2 misal anak 1 manajer produksi, anak ke 2 keuangan, anak ke 3 sdm, anak ke 4 marketing, dll.

Kalaupun tidak seharusnya, karena usahanya ada di beberapa lokasi kenapa tidak masing2 mengambil masing2 1 perusahaan dan diberikan kepercayaan penuh untuk mengembangkan serta dibagi saja proporsi saham orang tua dan anak.
Jadi anak akan giat dan merasa menikmati.
Mungkin anak yg bekerja keras, beruntung dll akan sukses dan yg tidak ya harus terima nasib dan konsekuensinya mungkin kerjanya kurang keras.
Jadi akan adil dan bisa lihat kinerja masing2.
Jangan beban hanya ditimpakan ke satu orang dan ketika ada hasil maka dibagikan rata.

Menurut agan/sista mungkin yg lebih dewasa atau mungkin punya pengalaman yg sama.
Saya ada beberapa pertanyaan:
1.Bagaimana saya harus bersikap?

2.bagaimana menghilangkan rasa kecewa, ketidak adilan, dsbnya yg dialami saya?

Saya rasa harta dan anak yg tidak dikelola dgn benar akan menjadi suatu permasalahan bukan menjadikan suatu kenikmatan.

Terimakasih semoga dapat memberi masukan yg bemanfaat bagi kehidupan keluarga saya.
0
723
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
sosiallifeAvatar border
TS
sosiallife
#3
Quote:


Ya gan rintangan yg saya hadapi itu masalah keluarga.
Ni harta akan jadi bencana menurut saya jika ayah saya gk bisa manage anak2nya dgn adil dan bekerja secara profesional.
Saya yakin akan terjadi percekcokan kemungkinan 80-90% ketika ayah saya tiada.
Mereka yg tidak peduli akan usaha dan perusahaan akan kembali menuntut haknya dan saya akan salah satu org yg siap mempertahankan mati2an.
Ujung2nya kalo gk kekerasan min jalur hukum akan ditempuh dan apa yg terjadi?
Jika kekerasan mungkin sampai pertumpahan darah dan jika jalur hukum maka yg akan diuntungkan ya lawyer.

Jadi sebenernya ini merupakan cerminan bagi rekan2 dan utamanya saya, jika memiliki harta yg berlimpah dan anak yg byk apalagi dari 2 istri kamu hrs siap melakukan keadilan.

Saya memang memiliki daya tawar yg cukup tinggi.
Saya sudah menyuarakan hal ini ke keluarga rekan bisnis ayah saya, cmn mereka gk mau ikut2an.
Saran saya sblm meninggal tlg diatur or min dibuat surat wasiat supaya gk ribut di kemudian hari.
Cmn ayah saya gk mau mendengarkan.

Hal lain yg saya lakukan yaitu ke ibu saya.
Ibu saya jg memiliki sebenarnya daya tawar yg lebih tinggi drpd saya.
Cmn ibu saya tkt dengan ayah saya yg emg kasar baik omongan,perilaku dsbnya dan ada sedikit gangguan jiwa.
Alasan saya jg masuk ke perusahaan salah satunya selain menjaga hak saya dan menjalalankan apa yg susah di bangun oleh orang tua saya agar trus berkembang yaitu ibu saya.
Saya kasihan dgn ibu saya yg semakin tua tapi kerjaan semakin banyak, makanya saya berbagi peran dan ibu saya sudah mengakui terbantu akan adanya saya.
Selain itu jg partner bapak saya yaitu sodaranya jg mengakui.
Tapi bgitu kecewa saya ketika ibu saya tidak membela saya dan bersikap netral.
Itupun menjadi kekecewaan tersendiri mungkin 50% dri ayah saya karena seorang ibu lebih takut ke suaminya.
Padahal ikatan darah suami itu tidak ada dan hanya ikatan perkimpoian.
Sedangkan anak itu darah daging dan sudah membantu dia, bukan menyusahkan dia sepanjang hidupnya seperti ayah saya.
Ayah saya itu berperan bukan sebagai kepala keluarga. Tapi lebih ke seorang anak kecil yg hrs diurus ibu saya.
Ibu sayapun hrs mengurus saya dan anak tiri mereka jg seringkali menyusahkan.
Jadi lengkaplah penderitaan ibu saya sebagai kepala keluarga yg mengurusi usaha, ayah saya, saya dan adik serta anak tiri mereka sesekali yg membuat ulah ditambah sampai keluarga besar ayah saya yg sering membuat masalah dan malah skrg sampai anak tiri mereka membuat cucu yg tidak diurus, maka otomatis itu menjadi beban perusahaan beserta ibu tiri saya tentunya.
Maka beban ibu saya secara tenaga,pikiran,mencari finansial dsbnya sungguh komplit kan?

Quote:


Nah ini saya udh dengan membuat beberapa usaha yg hrs ditutup oleh ayah saya, total saya sudah membuat 3 usaha dan semua selalu direcokin.

Terbaru saya mencoba dgn mau membuat perusahaan itu yg dibeli lahannya dari ayah saya, setelah saya memutuskan membuat trading bahan baku dan mempunyai uang utk membuat perusahaan produksi.

Saya membeli loh bukan meminta lahan yah, jadi ada lahan 1 hektar saya beli 1/2nya krg lebih. Nah ketika saya akan memilih tanah tsb saya sudah ajak ayah saya melalui ibu saya.
Konfirmasi ibu sudah ngomong ke ayah dan ayah cuek2 saja.
Kalau seperti itu artinya kita menyimpulkan ya silahkan pilih, masa sama anak saja masih mau cari masalah padahal ini dibeli loh bukan diminta gratis yah yg hrs rekan2 sini garis bawahi.
Akhirnya saya memilih yg tengah dan kiri kanan diberikan ke adik dan bapak.
Memang tanah saya itu lebih rata sedikit dan bentuknya kotak sedangkan ayah dan adik saya itu saya simpan di kiri kanan dgn maksud tujuan saya akan beli di tahun depan ketika saya sudah ada uang dari jual bahan baku.

Namun apa yg terjadi?
Kita ribut besar karena ayah saya menuding saya licik memilih tanah yg lebih bagus, malahab saya ditantangi kelahi dan saya maaf karena emosi saya dan kecewa yg bgitu besar karena merasa jangankan di suport yg ada saya usaha itu di halang-halangi selalu bahkan ketika membeli suatu lahan, saya bilang waktu itu jangankan kelahi sayapun bisa bunuh kamu.

Maaf kalau diulangi, nah skrg lahan tsb skrg ketika dibangun ayah saya malah menyuruh uang membangun ambil dari perusahaan. Maka saya semakin heran tapi saya anggap angin lalu sambil positive thinking, namun sejalan waktu hal tsb makin di gaungkan dan yg menjadi titik puncak ketika uang pembelian 1/2 lahan akan dikembalikan.
Lalu akhirnya saya menanyakan ke ibu saya dan ternyata benar sesuai bocoran sodara saya 1 bulanan yg lalu.
Saya akan disuruh membangun perusahaan dari 0 memakai uang ayah saya dan adik kk perempuan akan diberikan perusahaan yg sudah stabil berjalan. Sungguh saya merasa sangat2 disingkirkan dan posisi saya diberikan bagian yg tidak meng enakan.
Diubah oleh sosiallife 15-05-2021 23:02
0
Tutup