Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ikhsanikhlasAvatar border
TS
ikhsanikhlas
Mengenal Lebih Dekat Beras Pandanwangi Cianjur


Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh, Sampurasun.... baraya nu di kota, dulur nu di lembur....
emoticon-Bingung
Ketemu lagi dengan saya yang akan membahas seputar keanekaragaman, Kearifan lokal, serta sejarah dan apapun yang berhubungan dengan Kabupaten Cianjur.

Pada thread sebelumnya saya sudah membahas tentang Sejarah Singkat Tauco Cianjur meskipun sumber yang diambil sangat terbatas dan kali ini saya akan mencoba mengupas asal usul lahirnya Beras Pandanwangi di Kabupaten Cianjur.

Saya yakin disini agan & sista sudah pada tahu dan mengenal Beras Pandanwangi dari Kabupaten Cianjur dan mungkin ada yang sering makan Beras Pandanwangi yang terkenal wangi dan pulen itu. Ok gan & sis tak perlu panjang lebar lagi saya akan mulai pembahasannya, selamat membaca.

emoticon-Ngacir emoticon-Ngacir emoticon-Ngacir



Beras Pandan Wangi adalah beras khas Cianjur berasal dari padi bulu varietas lokal. Karena nasinya yang beraroma pandan, maka padi dan beras ini sejak tahun 1973 terkenal dengan sebutan Pandanwangi.

Padi Pandan Wangi merupakan satu-satunya varietas unggulan khas Cianjur yang hanya bisa ditanam dengan baik di beberapa Kecamatan di Kabupaten Cianjur. Antara lain di Kecamatan Warungkondang, Gekbrong, Campakamulya , Cugenang, Cibeber dan Kecamatan Cianjur. Itupun hanya di beberapa tempat dengan persyaratan iklim, ketinggian, dan jenis tanah yang sangat lokalitas tertentu.


Asal Usul Beras Pandanwangi Yang Dipercaya Masyarakat Sekitar.


Photo : Raden Arya Wiratanudatar

Tersebutlah dari kisah para leluhur Cianjur , padi Pandanwangi bermula ditanam oleh Mbah Sariem salah seorang petani di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Cianjur saat ini. Mbah Sariem merupakan ‘panyawah’ (petani penggarap) kepercayaan Dalem Aria Cikondang.

Raden Aria Cikondang atau Raden Aria Dimanggala merupakan salah seorang putra Dalem Cikundul. Sesuai perintah ayahnya, Raden Aria Cikondang pergi meninggalkan Kadaleman Cibalagung mengikuti Raden Aria Wira Manggala yang kemudian dikenal dengan sebutan Dalem Tarikolot atau Dalem Pamoyanan beserta saudara-saudaranya yang lain. Mereka lalu bahu membahu membantu Dalem Tarikolot, membangun Nagri Pamoyanan yang lalu berkembang menjadi Nagri Cianjur.

Pada suatu saat Raden Aria Cikondang memanggil Mbah Sariem dan menyerahkan secangkir benih padi yang konon ia dapatkan dari pemberian kakek pertapa di kaki Gunung Gede. Benih padi langka itu kemudian di tanam dan setelah lebih dari 6 bulan dipanen lalu dibenihkan lagi hingga menghasilkan seratus pocong (satu pocong kira-kira satu genggam tangan). Panen berikutnya menghasilkan 1000 gedeng (satu gedeng sama dengan dua pocong) . Selanjutnya gabah benih itu dibag-bagi kepada para petani dan abdi dalem di sekitar Nagri Pamoyanan yang wilayahnya mencakup beberapa Kecamatan di sekitar Cianjur saat ini. Mulai saat itu Nagari Pamoyanan dikenal sebagai nagari yang kaya raya dengan hasil panen padi yang berlimpah


Jadi jaman dahulu ada seorang yang sangat ditokohkan dan salah satu leluhur di Kabupaten Cianjur yakni Aria Adimanggala atau sering disebut Eyang Dalem Arya Cikondang (1691- 1707). Ia merupakan salah seorang anak dari Raden Arya Wiratanudatar (Arya Dalem Cikundul, Bupati Cianjur pertama) Bagi masyarakat Cianjur leluhur ini bukan sembarang tokoh ia memiliki kesaktian mandraguna yang sangat luar biasa yakni ilmu Panca Sona yang sangat melegenda.

Saking sakitnya ia harus meninggal dengan kondisi tubuh yang terpisah menjadi tiga bagian dan di makam kan di tiga lokasi yang berbeda, dan sampai sekarang tiga makam beliau masih terawat. Konon katanya orang yang memiliki ilmu Panca Sona apabila tubuhnya tidak dipisahkan maka ia akan hidup kembali.

Tak mengherankan pula apabila kita mengetahui cerita dibalik lahirnya Beras Pandanwangi ini ternyata ada sosok sakti mandraguna yang dipercaya masyarakat Cianjur yang ikut andil melahirkan beras Pandanwangi. Benar tidaknya ini hanyalah sebuah cerita yang turun temurun menjadi legenda.


Kemudian seiringnya waktu pada tahun 1970, padi Pandanwangi diperkenalkan seorang pedagang beras bernama Haji Jalal yang berasal dari Warungkondang Cianjur ke sebuah restoran di Jakarta. Pada tahun 1980 padi jenis ini sudah agak dikenal di Jakarta. Karena rasanya enak, harum, pulen, dan disukai konsumen – bahkan dimakan oleh para menteri di Indonesia – dinamakanlah beras dari padi ini Beras Menteri. Masyarakat lainnya menamakan beras ini sebagai Beras Menak (Beras Bangsawan) karena hanya dinikmati para Dalem atau Bangsawan.


Nah, sejak dulu memang jenis beras ini sudah menjadi primadona dikalangan orang - orang tertentu khusus nya para pejabat, Abdi Dalem, dan para bangsawan yang notaben nya orang terpandang secara ekonomi dan sosial. Maka tak heran pada masanya beras ini sering disebut Beras Menteri, Beras Menak atau Beras Bangsawan.

Cukup berbangga diri klo agan & sista disini udah bisa makan dengan beras Pandanwangi karena bisa auto bangsawan haha....


Seiring dengan munculnya varietas padi jenis baru yang waktu tanamnya lebih pendek, para petani mulai meninggalkan Pandanwangi karena dianggap tidak ekonomis. Akibatnya persediaan beras Pandanwangi terus berkurang. Walaupun keberadaannya sangat terbatas, Pandanwangi masih jadi ikon Beras Cianjur di pasaran beras Nasional, sehingga banyak yang menggunakan nama Pandanwangi atau Pandan Wangi sebagai merek dagang beras.


Menurut saya sudah sepantasnya menjadi hukum alam karena untuk meraih sesuatu hasil yang baik pasti ada proses perjalanan yang panjang dan tak mudah. Begitu pula dengan varian beras ini karena umur tanam yang panjang namun menghasilkan beras dengan varian terbaik.
Sumber

Versi lain :

Hingga kini sejarah beras Pandan Wangi memang belum banyak diketahui asal usulnya. Menurut Ibrahim Naswari Gandana, Ketua Asosiasi Petani Pandan Wangi Cianjur, pada tahun 1970-an, masyarakat Cianjur menemukan padi yang tumbuh liar.

Dari sekian banyak varietas padi lokal di Cianjur, ternyata ada yang berbeda dari padi yang baru ditemukan petani. Padi yang baru ditemukan tersebut beraroma wangi.

Sumber

Terlepas belum diketahuinya asal usul beras Pandanwangi ini tidak akan semerta merta mengurangi kualitas sebagai beras terbaik yang dimiliki negeri kita ini. Dan saya TS tidak begitu banyak informasi yang didapatkan perihal asal usulnya.

Dalam usaha pelestarian budi daya beras Pandanwangi



Sayangnya perkembangan padi ini sempat tertahan yakni sekitar tahun 2000. Hal ini karena banyak pedagang yang mengoplos beras Pandan Wangi. Namun petani di Kecamatan Warungkondang dan Cibeber bertahan menanam padi Pandan Wangi. Karena mulai surut dan sering dipalsukan, Tjetjep Muchtar, Bupati Cianjur membeli lahan padi Pandan Wangi seluas 5.000 ha guna menjaga keberadaan varietas tersebut.

Dari hasil penelitian, padi yang berasnya berbentuk bulat dan beraroma wangi pandan ini, ternyata hanya cocok dibudidayakan di Kabupaten Cianjur. Terutama, di tujuh kecamatan yakni, Kadupandak, Gekbrong, Cibeber, Cilaku, Cianjur, Cugenang, dan Warungkondang. Jika varietas padi Pandan Wangi ini ditanam di luar tujuh kecamatan tersebut, hasil yang diperoleh akan berbeda, terutama rasa dan aromanya.

Sampai sekarang masih terus diteliti, apa yang menyebabkan varietas Pandan Wangi ini berbeda. Jika benihnya ditanam di luar tujuh kecamatan, maka hasilnya tidak sama. Baik bulir padi, aroma wanginya dan produktifitasnya,” tutur Ibrahim.

Dari hasil kajian, ketujuh kecamatan tersebut memiliki jenis tanah rendzina. Jenis tanah ini hanya terdapat di dua negara, yaitu Indonesia dan Siberia. Jenis tanah redzina ini terbentuk dari batuan kapur yang mengandung bahan organik tinggi.

Ibrahim menjelaskan, untuk budidaya padi Pandan Wangi memerlukan perlakuan khusus. Misalnya, dalam pemupukan tidak boleh pupuk yang mengandung banyak urea, tapi harus KCl lebih tinggi. Begitu juga waktu pemupukan. Karena umur tanaman 6 bulan, pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama, saat waktu tanam. Kedua, waktu umur tanaman menginjak 3 minggu. Ketiga, waktu fase primordia (pembentukan malai) yakni umur tanaman 60 hari.

Jumlah benih saat tanam juga berbeda. Jika budidaya padi biasa hanya memerlukan benih sebanyak 25 kg/kha, maka padi Pandan Wangi jumlah benihnya sebanyak 40 kg/ha. Tinggi tanaman padi varietas ini mencapai 1,75 meter. Denis/Yul

Sumber

Kini pemerintah Kabupaten Cianjur sangat memperhatikan keberlangsungan beras Pandanwangi dan para petaninya, lewat Asosiasi Petani Pandan Wangi, KUD Sukamulya, dan Koperasi Adil Makmur Sejahtera (KAMS). Selain itu Beras Pandanwangi telah memiliki sertifikat varietas lokal Cianjur dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 163/Kepts/LBH. 240/3/2004 tanggal 17 Maret 2004.


Alhamdulillah ya gan & sis kita semua pecinta beras Pandanwangi dapat bernapas lega dan tidak khawatir lagi akan hilangnya varietas beras terbaik ini. Semoga aja ya anak cucu kita masih bisa merasakan nikmatnya beras Pandanwangi.
Sumber Sumber

Ciri - Ciri Beras Pandanwangi



Padi Pandanwangi berumur tanam 150-165 hari, tinggi tanamannya mencapai 150-170 cm, gabahnya bulat/gemuk berperut, bermutu, tahan rontok, berat 1000 butir, gabah 300 gr, rasa nasi enak, dan beraroma pandan. Adapun, kadar amilasenya 20%. Potensi hasilnya adalah 6-7 Ton/Ha malai kering pungut. Padi seperti ini punya keunggulan seperti: rasanya enak, pulen, dan beraroma wangi seperti pandan. Karena rasanya yang enak, maka harga berasnya bisa dua kali lebih mahal daripada biasanya.(wikipedia)

Padi pandanwangi hanya bisa ditanam di daerah Cianjur, itupun tidak semua daerah bisa ditanami oleh Padi Pandanwangi tersebut. Hanya daerah tertentu saja yang bisa menghasilkan padi tersebut dengan kualitas bagus.

Bukan berarti di daerah lain Padi Padi Pandanwangi itu tidak bisa tumbuh, namun aroma, rasa dan apa yang ada di Padi tersebut tidak akan terasa.

Sumber

Sekarang sudah jelas ya gan, sis, kenapa benih beras pandan wangi tidak bisa ditempat lain selain faktor geografis yang menentukan juga faktor historis yang dipercaya oleh masyarakat sekitar. Klo ga percaya coba aja deh gan, sis bawa benih beras Pandanwangi terus tanam di daerah agan, sis terus lihat hasilnya kayak apa.

Nah bagi agan & sista yang penasaran pengen lebih dekat mengetahui seluk beluk Beras Pandanwangi saat ini di Kabupaten Cianjur sudah membuka destinasi wisata terbaru yaitu Kampung Budaya Pandanwangi yang terletak di jalan Jambudipa, Mekarwangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, berjarak tak jauh dari pusat kota Cianjur, dengan memerlukan waktu 20 menit menggunakan sepeda motor.

Agan & sista bisa mencicipi langsung kenikmatan Beras Pandanwangi dari para petaninya. Selain itu agan bisa photo photo disekitar karena banyak spot untuk diabadikan di area wisata yang disuguhkan sangat instagramable.

Sumber

Wisata Kampung Budaya Pandanwangi














Sumber


Tugu Pandanwangi

Demikian thread saya gan & sis semoga bisa bermanfaat untuk semua. Saya tunggu komentarnya & Cantumkan Kota Asal Agan/Sista, terima kasih.
emoticon-Ngacir emoticon-Ngacir emoticon-Ngacir

Thread lainnya :
Sejarah Singkat Tauco Cianjur 🔥

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia
Diubah oleh ikhsanikhlas 10-05-2020 22:37
0
1.6K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bukhoriganAvatar border
bukhorigan
#1
garut nyimak, cianjuran memang mantap.
emoticon-Cool
ikhsanikhlas
ikhsanikhlas memberi reputasi
1
Tutup