Andi Irfan Jaya, seorang politikus NasDem. Namanya memang tak setenar Ketum NasDem Surya Paloh. Kekuatan politiknya pun tak sekuat politikus Golkar yang terjerat kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto. Tapi ia mampu bertemu dengan bandit kelas kakap kasus cessie Bank Bali Djoko Tjandra di Malaysia. Bahkan Andi Irfan dikatakan mampu meyakinkan Djoko Tjandra untuk memilih Jaksa Pinangki dengan nilai proposal USD 10 juta jika jaksa itu berhasil mengurus fatwa MA supaya sang taipan tak dapat dieksekusi atas vonis 2 tahun perkara korupsinya.

Pertanyaannya bagaimana bisa seorang Andi Irfan Jaya yang hanya berkiprah di tingkat provinsi, yakni sebagai pejabat Bappilu DPW NasDem Sulsel mampu mengenal Djoko Tjandra? Bagaimana caranya, seorang Andi Irfan Jaya yang tak pernah berkiprah di DPR, khususnya Komisi III dapat mendampingi aparat penegak hukum seperti Jaksa Pinangki ke Malaysia menemui Djoko Tjandra?

7 september 2020, mantan Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Rio Capella mengatakan bahwa Andi Irfan Jaya bukanlah politikus nasional maupun terkenal. Ia pun tak menduduki jabatan tertentu yang memiliki pengaruh dalam persoalan hukum. Tak memiliki jaringan kuat ke para penegak hukum membuat Rio merasakan kejanggalan ketika Andi diduga akan membantu Pinagki menyamarkan uang USD 10 juta.

Rio Capella menduga ada orang di balik Andi Irfan yang meiliki pengaruh di DPR. "Patut diduga orang itu, hari ini dia Anggota DPR. Yang menugaskan itu adalah jabatan DPR, seakan-seakan dia menguasai partai, pasti melihat dia bagian dari partai penguasa. Ini by design," ujar Rio.

Sumber : Tribunnews Jateng[Mantan Sekjen Nasdem:Ada Anggota DPR di Balik Andi Irfan Jaya]

Kecurigaan dari pihak NasDem itu masuk akal. Andi Irfan bukanlah sosok yang berpengaruh kuat di dunia politik. Ia tak pula mengisi kursi di DPR, khususnya Komisi III yang berkaitan dengan penegakan hukum. Lantas siapakah orang di balik Andi Irfan yang mampu meyakinkan Djoko Tjandra menggunakan jasa Jaksa Pinangki sekaligus memperkenalkan Andi Irfan dengan Pinangki?

Kita semua tahu bahwa dalam kasus pelarian Djoko Tjandra, ada beberapa nama yang terseret dan menjadi tersangka. Salah satunya pihak swasta yang bernama Tommy Sumardi.

Tommy Sumardi merupakan ayah dari politikus Partai Golkar, Fitri Aprinasari Utami. Ternyata pada 4 Mei 2019 lalu, Fitri bertunangan dengan putra mantan PM Malaysia Najib Razak, Nazifuddin Najib. Kemungkinan mereka kini telah menikah. Sebagai informasi, Najib Razak memiliki hubungan yang erat dengan Djoko Tjandra.

Tommy Sumardi juga disebut-sebut memiliki kedekatan dengan eks Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto. Terbukti saat Fitri Aprinasari melapor ke Tommy Sumardi karena menjadi korban pengeroyokan pada Agustus 2017 lalu. Ketika menerima panggilan telepon dari anaknya, Tommy Sumardi sedang bersama Setya Novanto.

Sumber : Tribunnews Makassar [Siapa Tommy Sumardi? Pengusaha Tersangka Bareng Joko Tjandra dan 2 Jenderal Polisi, Reaksi Mahfud MD]

Maka di sini kita bisa melihat ada hubungan yang sangat kuat antara pihak Golkar dengan pihak Djoko Tjandra. Kita pun bisa menduga bahwa yang dimaksud Rio Capella tentang orang di belakang Andi Irfan di DPR berasal dari fraksi Golkar. Secara spesifik, Fraksi Golkar Komisi III yang berkaitan dengan penegakan hukum. 

Sebagai informasi ada delapan orang Fraksi Golkar di Komisi III DPR. Yakni Adies Kadir (Dapil Jawa Timur I), Azis Syamsuddin (Lampung II), Kahar Muzakir (Sumatera Selatan I), Bambang Soesatyo (Jawa Tengah VII), Andi Rio Idris Padjalangi (Sulawesi Selatan II), Adde Rosi Khoerunnisa (Banten I), Supriansa (Sulawesi Selatan II), dan Sari Yuliati (Nusa Tenggara Barat II).

Sumber : DPR [Komisi III]

Apabila benar dugaan dari Rio Capella, maka ada kemungkinan salah satu atau lebih dari nama tersebut yang menjadi sosok di belakang Andi Irfan Jaya dalam meyakinkan Djoko Tjandra menerima Jaksa Pinangki mengurus fatwa MA.