Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

thiyan7Avatar border
TS
thiyan7
MAMER
#Fiksi

"Elen! Sudah berulang kali Mama bilang, kalau bikin telur mata sapi pakai mentega jangan pakai minyak!" teriak Mama di pintu dapur.
Aku kaget mendengarnya. Tak sadar melemparkan alat penggorengan sehingga minyak panas itu terciprat mengenai tanganku.

"Aaw! Maaf, Elen lupa." Aku segera mengguyurkan air di atasnya, sambil meringis.

"Makanya perhatikan kalau Mama sedang mengajari kamu cara memasak. Harusnya Rio memilih istri yang becus masak, kan Mama yang repot jadinya." Omelan Mama selanjutnya mulai membuat sayatan di hati.

Entah mengapa, aku selalu salah di mata Mama. Padahal sudah kuikuti semua yang diperintahkan olehnya. Mulai dari cara menyusun sepatu di rak, menaruh payung di gantungan, dan lainnya.

Malam hari, aku mengadu pada Mas Rio. Keputusanku bulat, segera pindah meskipun tinggal di rumah kontrakan. Akhirnya lelaki berbadan tegap itu mengabulkan permintaanku.

Tiga bulan kemudian, Mama datang ke rumah membawa koper besar dengan diantar taxi online. Tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

"Elen, Ijinkan Mama menginap di sini, Mama kangen sama Rio," ucap perempuan paruh baya itu dengan tatapan yang sendu.

"Masuklah, Ma. Panas sekali di luar." Mana mungkin aku menolaknya, Mama terlihat lelah.
Aku segera menyeret koper Mama ke kamar tamu.

"Istirahat dulu Ma, Elen ambilkan minum dulu." Aku segera beranjak menuju dapur.

"Udah biarin aja Elen, Mama bisa ambil sendiri."

Entah mengapa, suara Mama tidak sekeras dulu. Sepertinya sesuatu telah terjadi. Kuputuskan untuk memberitahu Rio tentang kedatangan Mama.

Hingga di suatu sore, terkejut mendengar suara berdebam dari Kamar Mama. Berkali-kali aku berteriak memanggilnya, tapi tak ada jawaban. Bergegas kubuka pintu. Kulihat Mama tergeletak di lantai, tidak sadarkan diri.

Hati ini terasa pilu melihat sosoknya yang dulu tampak segar, kini terbaring di ruangan serba putih. Mama tergolek lemah dengan berbagai selang dan alat yang terhubung ke tubuhnya.

Padahal beberapa hari ini kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Ia mengajariku memasak sayur rawon juga kue talam. Kesukaan anak semata wayangnya yang ganteng itu. Kulihat Mama telah berubah, tidak pernah membentak lagi seperti dulu. Malahan kami sering bergurau dan tertawa. Terutama saat menceritakan kekonyolan tingkah Mas Rio saat kecil dulu. Sesekali kucuri pandang saat Mama menghapus air bening di sudut matanya. Mengingat itu semua, tak kuasa aku menahan tangis. Betapa sangat menyesal atas sikap tidak peka dari kami.

Akhirnya terkuak sudah. Selama ini, Mama berhasil menyembunyikan kanker stadium tiganya dari kami. Entah mengapa. Mungkin tak ingin membuat kami khawatir.

Selaksa doa kami panjatkan pada Tuhan atas kesembuhan Mama. Semoga masih diberi kesempatan kedua untuk mendampingi dan membahagiakan Mama di sisa hidupnya. Aamiin.


Cibinong, 4 Desember 2019

0
1.6K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan