Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anis.sandi1Avatar border
TS
anis.sandi1
Kisah Tentang Nefilim, Para Raksasa yang Hidup Sebelum Air Bah
Trit ini untuk membahas mengenai legenda dan mitologi mengenai raksasa yang banyak dikisahkan dalam legenda raksasa yang ada di berbagai bangsa. Namun ane ingin memulainya dari sumber SAWAMI, khususnya Judeo Christian dikarenakan sumber Judeo Christian mencatat kisah yang paling lengkap dibandingkan sumber2 lainnya yang ada. Dari sini kita akan melihat kemiripan dng mitologi yg ada di bangsa-bangsa lain, seperti halnya: epic of gilgamesh (Sumeria), Clash of Titans (Yunani), dan Mahabarath (India).

Hal ini semakin menguatkan pandangan bhw peradaban manusia berasal dari satu daerah, yaitu Sumeria yang menguatkan pendapat bhw Sumeria adalah "Cradle of Civilization".





Kitab Para Raksasa

Date: Agustus 31, 2016Author: Iwan Steven
Kitab Para Raksasa di antara Gulungan-gulungan Kitab Laut Mati
Henokh, bapa leluhur manusia, keturunan ke-7 dari Adam, sangat terkenal pada zaman purbakala, meskipun para pembaca Alkitab sekarang ini tidak begitu mengenalnya. Dia hanya tercatat secara singkat dalam Kitab Kejadian. Selain menyebutkan bahwa umurnya 365 tahun, Kitab Kejadian juga mengatakan bahwa Henokh “hidup bergaul dengan Elohim” dan “kemudian dia tidak ada lagi, karena Elohim telah mengangkatnya” (Kejadian 5:24).
Banyak legenda mengenai Henokh yang telah dikumpulkan dari zaman purba dalam bentuk tulisan. Catatan yang paling tua dan paling penting adalah Kitab Henokh, yang terdiri dari 108 pasal. Itu masih ada secara keseluruhan (meskipun hanya di dalam bahasa Ethiopia) dan menjadi sumber yang penting bagi Yudaisme dalam beberapa abad sebelum Masehi. Hal ini dibuktikan dari ditemukannya fragmen-fragmen yang hampir lengkap dari salinan-salinan Kitab Henokh di dalam bahasa Aramaik di antara Gulungan-gulungan Kitab Laut Mati, dan menjadi sangat jelas bahwa siapa pun yang menyimpan dan berusaha menyelamatkan gulungan-gulungan naskah ini menganggapnya sebagai teks yang sangat penting.

Gua Qumran nomor 4 (4Q):90% Gulungan-gulungan Kitab Laut Mati ditemukan di dalamnya.

Sejak ditemukan pada tahun 1946, penggalian di Gua-gua Qumran di Laut Mati telah mengungkap sekitar 981 gulungan-gulungan kitab kuno Yahudi yang merupakan peninggalan yang sangat penting. Teks-teks ini merupakan salinan-salinan kitab kuno Yahudi yang ditulis antara abad ke-3 SM hingga abad ke-1 M. Gulungan-gulungan Kitab Laut Mati merupakan penemuan arkeologi terbesar dan terpenting pada abad ke-20. Di antara gulungan-gulungan kitab ini, para arkeolog menemukan teks yang isinya membingungkan para arkeolog karena tidak lazim: sebuah gulungan kitab yang memberikan petunjuk mengenai keberadaan dan kemusnahan Nephilim. Gulungan itu disebut Kitab Para Raksasa.
Henokh hidup sebelum Air Bah, suatu zaman ketika bumi dan segala sesuatunya sangat berbeda. Manusia hidup jauh lebih lama, contohnya anak Henokh, Metusalah, mencapai umur 969 tahun. Pada zaman Yared, ayah Henokh, terjadilah suatu peristiwa di mana para malaikat pengawas turun di puncak Gunung Hermon yang tercatat di dalam Kejadian 6:4. Mereka ini dikenal sebagai para malaikat (bene ha-Elohim) yang jatuh, dan menjadi sumber terjadinya kerusakan total atas seluruh makhluk hidup di muka bumi dan menyebabkan Yahweh mengirimkan penghakiman Air Bah. Menurut Kitab Henokh, pemimpin pemberontakan para malaikat ini adalah Shemihaza, yang bersama 200 rekan-rekannya turun ke bumi untuk mengambil istri-istri untuk bersetubuh dengan mereka. Perkimpoian yang tidak wajar ini menghasilkan anak-anak keturunan berupa hybrid ras manusia raksasa, Nephilim, yang tingginya mencapai 135 meter. Malaikat-malaikat jahat dan raksasa-raksasa ini mulai menindas manusia dan mengajarkan mereka melakukan segala jenis kejahatan. Karena hal inilah Yahweh menjatuhkan penghukuman untuk memenjarakan mereka hingga 70 generasi, menunggu waktu penghakiman terakhir, dan kemudian Yahweh menghancurkan seluruh bumi dengan Air Bah. Usaha Henokh untuk menjadi perantara terhadap surga bagi para malaikat yang jatuh ini tidak membuahkan hasil (Henokh 6-16).

Isi Kitab Para Raksasa
Kitab Para Raksasa yang ditemukan di Gua Qumran memberikan penjelasan tambahan dari yang tercatat di dalam Kitab Henokh. Meskipun sudah tidak utuh lagi, fragmen-fragmen gulungan kitab ini memberikan gambaran yang seram: Nephilim akhirnya menyadari, sebagai akibat perbuatan-perbuatan menyimpang dan kekerasan-kekerasan yang mereka lakukan, penghukuman surgawi akan segera menimpa mereka – dan itu cukup menggentarkan sehingga mereka mengutus seseorang untuk mencari Henokh supaya dia berbicara mewakili mereka di hadapan Elohim.
Teks ini diawali dengan detail bagaimana Nephilim merusakkan seluruh bumi dan segala makhluk yang hidup di atasnya. Tapi begitu mereka mulai menerima mimpi-mimpi profetik tentang kebinasaan, kegentaran mulai merasuki hati mereka. Yang pertama mendapatkan mimpi ini adalah Mahway, raksasa anak malaikat Barakel. Dalam mimpinya, dia melihat suatu lempengan loh (tablet) ditenggelamkan ke dalam air. Ketika lempengan itu timbul ke permukaan, semua nama-nama, kecuali tiga nama, telah dihapuskan. Ini merupakan perlambang Banjir Besar dan akibat kehancurannya, kecuali Nuh dan anak-anaknya.
Pada waktu itu, hal ini belum dipahami oleh Nephilim, sehingga mereka memperdebatkan arti mimpi Mahway, tapi tidak berhasil menafsirkannya. Segera sesudahnya, dua raksasa lagi, Ohya dan Hahya, anak-anak malaikat Shemihaza, mulai mendapatkan mimpi-mimpi yang mirip; mereka bermimpi tentang sebuah pohon yang dicabut, kecuali tiga dari akar-akarnya.
Sesudah itu, kelompok raksasa-raksasa ini mulai mendapatkan mimpi-mimpi apokaliptik.
Para Nephilim ini akhirnya menyadari arti profetik mimpi-mimpi mereka dan berusaha mencari pertolongan Henokh. Namun sayangnya, Henokh telah menghilang dari muka Bumi sehingga Nephilim memilih salah seorang anggota mereka untuk melakukan perjalanan kosmis mencari dia.
Sangat disayangkan, bagian-bagian dari gulungan kitab ini sangat rusak dan tidak bisa diperbaiki, tapi isi dari teks ini jelas. Salah seorang raksasa melakukan perjalanan keluar Bumi untuk mencari Henokh yang punya kemampuan menafsirkan penglihatan dan mimpi.
Henokh mengirim Mahway kembali darimana dia berasal, berjanji kepadanya bahwa dia akan berbicara kepada Elohim untuk mewakili mereka. Namun bagi Nephilim, lempengan loh yang dikirimkan kembali oleh Henokh kepada mereka sebagai jawaban tidaklah berisi berita baik.
Entahkah mereka berdoa atau tidak, teks itu tidak mengatakan apa-apa lagi. Tapi mereka tidak muncul lagi di sini, sekaligus membuktikan kehancuran total yang diakibatkan oleh Air Bah.
Untuk dapat memahami lebih jelas isi Kitab Para Raksasa, Anda perlu membandingkannya juga dengan Kitab Henokh dan Kitab Yobel, yang salinan-salinannya juga ditemukan di antara gulungan-gulungan Kitab Laut Mati.
Yang paling menarik dari isi manuskrip Kitab Para Raksasa ini adalah disebutnya seorang raksasa bernama Gilgamesh, yang merupakan tokoh dewa Babylonia dan tokoh epik besar (Epik Gilgamesh) yang ditulis pada milenium ke-3 sebelum Masehi, dalam silinder-silinder Sumeria-Mesopotamia. Penemuan-penemuan arkeologi beberapa tahun yang lalu menunjukkan bahwa Gilgamesh bukanlah sekedar tokoh mitos. Menurut mitologi, Gilgamesh adalah Nephilim, 2/3 dewa dan 1/3 manusia. Tahun 2003, para arkeolog mengklaim mereka telah menemukan makamnya. 

Gilgamesh





ikhwancool
ikhwancool memberi reputasi
5
67.1K
229
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan