Kali ini ane pengen ngebahas tentang material Shape Memory Alloy (SMA), yang artinya material tersebut walaupun dibengkokkan atau dirubah bentuknya, dapat kembali ke bentuknya semula jika dipanaskan. Untuk lebih jelasnya, coba kita cek video berikut ini :



Contoh video tersebut adalah contoh sederhana pengaplikasian SMA. Untuk tingkatan advance-nya, SMA dapat digunakan dalam berbagai industri otomotif, aerospace, biomedis maupun robotik. Material yang mempunyai sifat ini, diantaranya adalah paduan tembaga (Cu-Al-Ni) dan paduan Nikel (Ni-Ti).

Bagaimana SMA dapat bekerja, mungkin akan sedikit membingungkan buat agan-agan sekalian. Jadi akan ane coba untuk memberikan penjelasannya sesederhana mungkin.

Apa yang terjadi sehingga material tersebut bisa kembali ke bentuknya semula jika dipanaskan, walaupun sudah diubah bentuknya sedemikian rupa, seperti per dalam video tersebut? Penjelasannya adalah, ada 2 struktur material yang berbeda yang dapat terbentuk dalam 1 material tersebut, yaitu Austenitedan Martensite.

Pada temperatur yang lebih rendah, per tersebut mempunyai bentuk Martensite, yang relatif lebih lunak, dan lebih mudah dibentuk. Sedangkan pada temperatur tertentu yang lebih tinggi, material ini akan berubah strukturnya dari Martensite ke Austenite, yang relatif lebih keras dan sulit dibentuk. Nah, per yang sudah dideformasi/dirubah bentuknya tersebut, akan mengatur ulang struktur atomnya, dari Austenite kembali ke Martensite.




Kalau lihat gambar-gambar di atas, mungkin agan akan mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terhadap penjelasan ane barusan.

Selain untuk aplikasi yang udah ane jelasin di atas, ada lagi aplikasi SMA yang sudah banyak digunakan di sekitar kita, yaitu kawat gigi. Paduan-paduan logam seperti Nikel dipilih karena mempunyai kekuatan yang baik, biokompatibel, tahan terhadap korosi, dan yang terpenting adalah mempunyai Shape Memory Effect.

Source : Sumur1, Sumur2