- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sang Pendekar Kocak
TS
broto46
Sang Pendekar Kocak
Sesudah membaca tolong diberikan komentar kalau cerita ini membuat kalian tersenyum tolong diberikan cendol 
sebagai penyemangat dalam membuat thread. Terimakasih
[NO REPOST]
Pada suatu hari ada sebuah desa yang terkenal desa miskin. Banyak warganya yang hidup sengsara untuk makan terkadang harus menunggu bantuan dari desa lainnya. Kemiskinan makin melanda desa tersebut saat datangnya bencana wabah penyakit yang tidak diketahui dari mana asalnya dan sulit disembuhkan. Di desa tersebut hiduplah seorang Pendekar yang bernama Banjar yang merupakan mantan penjahat yang telah insyaf dan menuju jalan kebaikan. kemudian Sang Pendekar mempunyai tetangga yang miskin seorang ibu dan seorang anak perempuan bernama Siti yang masih berumur 7 tahun. Sang Pendekar selalu membantu tetangganya yang sering kesulitan dengan memberikan sebagian binatang buruan yang Ia peroleh dari hutan. Dengan itulah tetangganya dapat hidup, namun karena sering diberi bantuan mereka menjadi malas dan ketergantungan dengan Sang Pendekar.
Suatu ketika saat hari senja Siti bermain di atas pohon dengan telanjang bulat yang disebabkan terlalu miskinnya hingga pakaian hanya punya satu itu pun sedang dicuci. Muncullah Sang Pendekar, Ia tidak sengaja lewat di depan Siti yang sedang bermain di atas pohon. Terjadilah percakapan antar mereka:
Sang Pendekar : Kau sedang apa Siti? mengapa keadaanmu tidak berbusana sehelai pun?
Siti : Ia Pendekar, aku sedang bermain disini untuk soal tidak berpakaian karena pakaianku sedang disuci dan aku tidak punya pakaian lagi. Dengan wajah sedih dan mata yang berkaca-kaca.
Sang Pendekar : Oooh begitu, aku pun turut perihatin dengan kemiskinan kau sampai-sampai pakaian pun kau tidak ada. Ini aku beri 5 keping emas untuk kau belikan pakaian dan kebutuhan beberapa hari ini.
Siti : Terimakasih pendekar aku akan pulang beritahu ibuku.
Pulanglah Siti kerumahnya dengan mata yang berkaca-kaca sambil tersenyum gembira dan berteriak " Ibu aku pulang, aku mendapatkan uang banyak dari Sang Pendekar untuk keperluan sehari-hari kita dan dapat membelikanku pakaian". Dengan wajah yang penuh heran sang ibu bertanya " Bagaimana bisa Sang Pendekar memberimu Uang begitu banyak?". Diceritakanlah bahwa ia sedang bermain diatas pohon dan bertemu Sang Pendekar yang melihatnya sedang telanjang. "Sang pendekar pun langsung memberikan 5 keping emas ini kepadaku Ibu" ujarnya dengan nada gembira. "Oooh begitu" ujar Sang Ibu dengan senyum licik.
Keesokan harinya Sang Ibu pun keluar rumahnya dan pergi ke pohon tempat biasa Sang anak bermain dan berharap bertemu dengan Sang Pendekar. Seperti peribahasa pucuk dicinta, ulam pun tiba. Sang Pendekar yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Sang Ibu pun pura-pura tidak melihat dan sembari memanjat pohon percis seperti anaknya kemarin. Sang Pendekar pun terkejut melihat Sang Ibu dan terjadilah percakapan antarr mereka:
Sang Pendekar : Astagfirullah Ibu kau sedang apa? Mengapa kau tidak berpakaian sama sekali?
Sang Ibu : Ia pendekar aku tidak punya pakaian lagi dan aku mendengar dari Siti bahwa kau telah memberikan 5 keping emas karena melihat Siti telanjang di atas pohon.
Dengan wajah yang kaget dan mata melotot Sang Pendekar pun mencari sesuatu di dalam tas nya dan ditemukanlah gunting. Lalu diberikan kepada Sang Ibu dan berkata " Ini gunting aku berikan kepadamu".
Sang Ibu : Untuk apa ini pendekar?
Sang Pendekar : Itu untuk memotong buku kemaluanmu yang lebat sekali (dengan wajah malu)
Dengan wajah kaget Sang Ibu berkata " Sialan looh, bukannya Iba malah ngeliatin bulu kemaluan gue"
The End
Apa pesan moral yang kalian dapat?
sebagai penyemangat dalam membuat thread. Terimakasih [NO REPOST]
Spoiler for NO REPOST:
Spoiler for Desa Miskin:
Spoiler for Sang Pendekar:
Sang Pendekar Kocak
Pada suatu hari ada sebuah desa yang terkenal desa miskin. Banyak warganya yang hidup sengsara untuk makan terkadang harus menunggu bantuan dari desa lainnya. Kemiskinan makin melanda desa tersebut saat datangnya bencana wabah penyakit yang tidak diketahui dari mana asalnya dan sulit disembuhkan. Di desa tersebut hiduplah seorang Pendekar yang bernama Banjar yang merupakan mantan penjahat yang telah insyaf dan menuju jalan kebaikan. kemudian Sang Pendekar mempunyai tetangga yang miskin seorang ibu dan seorang anak perempuan bernama Siti yang masih berumur 7 tahun. Sang Pendekar selalu membantu tetangganya yang sering kesulitan dengan memberikan sebagian binatang buruan yang Ia peroleh dari hutan. Dengan itulah tetangganya dapat hidup, namun karena sering diberi bantuan mereka menjadi malas dan ketergantungan dengan Sang Pendekar.
Suatu ketika saat hari senja Siti bermain di atas pohon dengan telanjang bulat yang disebabkan terlalu miskinnya hingga pakaian hanya punya satu itu pun sedang dicuci. Muncullah Sang Pendekar, Ia tidak sengaja lewat di depan Siti yang sedang bermain di atas pohon. Terjadilah percakapan antar mereka:
Sang Pendekar : Kau sedang apa Siti? mengapa keadaanmu tidak berbusana sehelai pun?
Siti : Ia Pendekar, aku sedang bermain disini untuk soal tidak berpakaian karena pakaianku sedang disuci dan aku tidak punya pakaian lagi. Dengan wajah sedih dan mata yang berkaca-kaca.
Sang Pendekar : Oooh begitu, aku pun turut perihatin dengan kemiskinan kau sampai-sampai pakaian pun kau tidak ada. Ini aku beri 5 keping emas untuk kau belikan pakaian dan kebutuhan beberapa hari ini.
Siti : Terimakasih pendekar aku akan pulang beritahu ibuku.
Pulanglah Siti kerumahnya dengan mata yang berkaca-kaca sambil tersenyum gembira dan berteriak " Ibu aku pulang, aku mendapatkan uang banyak dari Sang Pendekar untuk keperluan sehari-hari kita dan dapat membelikanku pakaian". Dengan wajah yang penuh heran sang ibu bertanya " Bagaimana bisa Sang Pendekar memberimu Uang begitu banyak?". Diceritakanlah bahwa ia sedang bermain diatas pohon dan bertemu Sang Pendekar yang melihatnya sedang telanjang. "Sang pendekar pun langsung memberikan 5 keping emas ini kepadaku Ibu" ujarnya dengan nada gembira. "Oooh begitu" ujar Sang Ibu dengan senyum licik.
Keesokan harinya Sang Ibu pun keluar rumahnya dan pergi ke pohon tempat biasa Sang anak bermain dan berharap bertemu dengan Sang Pendekar. Seperti peribahasa pucuk dicinta, ulam pun tiba. Sang Pendekar yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Sang Ibu pun pura-pura tidak melihat dan sembari memanjat pohon percis seperti anaknya kemarin. Sang Pendekar pun terkejut melihat Sang Ibu dan terjadilah percakapan antarr mereka:
Sang Pendekar : Astagfirullah Ibu kau sedang apa? Mengapa kau tidak berpakaian sama sekali?
Sang Ibu : Ia pendekar aku tidak punya pakaian lagi dan aku mendengar dari Siti bahwa kau telah memberikan 5 keping emas karena melihat Siti telanjang di atas pohon.
Dengan wajah yang kaget dan mata melotot Sang Pendekar pun mencari sesuatu di dalam tas nya dan ditemukanlah gunting. Lalu diberikan kepada Sang Ibu dan berkata " Ini gunting aku berikan kepadamu".
Sang Ibu : Untuk apa ini pendekar?
Sang Pendekar : Itu untuk memotong buku kemaluanmu yang lebat sekali (dengan wajah malu)
Dengan wajah kaget Sang Ibu berkata " Sialan looh, bukannya Iba malah ngeliatin bulu kemaluan gue"
The End
Apa pesan moral yang kalian dapat?
0
6.3K
50
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan