Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

isnastarAvatar border
TS
isnastar
Ribet banget buang sampah di Jepang gan



Selamat malam, pagi, siang, dan sore para agan dan aganwati, langsung saja nih....



“Buanglah sampah pada tempatnya” kalimat yang sudah sering agan dan aganwati dengar sebagai himbauan untuk menjaga kebersihan ini tentunya akrab di telinga, lalu bagaimana orang Jepang menyikapi kalimat ini? “Buanglah sampah pada golongannya” ini mungkin lebih tepat untuk mereka. Jangankan membuang sampah sembarangan, membuang sampah pada sembarang tempat sampah pun termasuk menyalahi peraturan!!
Pemerintah Jepang sangat ketat dalam membuat peraturan tentang kebersihan dan pengolahan sampah, namun peraturan yang sangat ketat dan cukup rumit ini menjadi tantangan yang cukup menyulitkan bagi para pendatang asing yang baru menetap di Jepang. Seberapa sulit dan ribetnya membuang sampah di Jepang? coba bayangkan jika agan dan aganwati baru saja pindah dan menetap di sebuah daerah di Jepang, agan dan aganwati telah seharian membersihkan rumah dan mengumpulkan satu kantong plastik besar yang dipenuhi oleh sampah di tempat tinggal agan dan aganwati, kemudian perlahan agan dan aganwati membawanya ke tempat pembuangan terdekat. Berharap menemukan tempat pembuangan sampah berupa tanah lapang yang dipenuhi gundukan gundukan sampah akan tetapi yang ditemui malah ada lebih dari 7 tong sampah dengan label gambar golongan sampah yang berbeda di sisi depannya.

Spoiler for Lebih dari 7 tong sampah:


Begitulah , membuang sampah di Jepang tidak sesimpel memilah sampah organik dan anorganik apalagi menyatukan semua jenis sampah kedalam satu bak sampah besar. Penggolongan sampah di Jepang cukup rumit, terlebih lagi peraturannya berbeda dari satu kota dengan kota lainnya. Hal ini tergantung kebijakan dari pemerintah lokal daerah setempat, bahkan di Kamikatsu penggolongan jenis sampah ini mencapai 44 tipe!! Bisa dibayangkan berapa lama agan dan aganwati akan berdiri memegang botol minuman yang sudah kosong karena kebingungan untuk membuangnya ke tempat sampah yang tepat.
Di Jepang, pada umumnya sampah digolongkan menjadi sampah yang dapat dibakar (burnable), sampah yang tidak dapat dibakar (non-burnable), dan sampah daur ulang. Sekali lagi tidak ada definisi jenis yang pasti untuk memilah sampah mana yang masuk kedalam burnable atau non-burnable ini karena itu tergantung dari peraturan pemerintah lokal setempat jadi akan berbeda beda di setiap daerah. Untuk sedikit membantu dalam penggolongan ini biasanya setiap produk kemasan yang dapat didaur ulang mencantumkan label label berikut ini pada kemasannya:

Spoiler for Label:


Untuk mempermudah para pendatang biasanya setiap pemerintah lokal daerah setempat menyediakan penyuluhan atau sosialisasi khusus bagi para pendatang untuk memberikan informasi tentang tata cara pengolahan sampah ini. Pastikan juga agan dan aganwati menghubungi local office di daerah tempat agan dan aganwati menetap, jika agan dan aganwati beruntung beberapa pemerintah lokal juga menyediakan pamphlet berbahasa Jepang ataupun inggris yang berisi petunjuk lengkap khususnya untuk penggolongan sampah ini dengan menggunakan gambar sehingga akan sedikit mempermudah agan dan aganwati jika belum terlalu mengerti bahasa Jepang.

Spoiler for phamplet:


Pengumpulan sampah rutin oleh petugas kebersihan juga terkadang cukup membingungkan karena tidak setiap harinya agan dan aganwati bisa seenaknya mengumpulkan setiap golongan sampah yang sudah agan dan aganwati pilah pada plastik sampah untuk diserahkan kepada petugas kebersihan. Biasanya sampah (burnable) akan diangkut oleh petugas sampah tiga kali dalam seminggu sedangkan untuk sampah (non-burnable) hanya satu kali dalam seminggu dan sekali lagi tentunya jadwal ini tergantung dengan daerah dimana agan dan aganwati tinggal.

Spoiler for Pengumpulan sampah:


Pastikan agan dan aganwati memilah sampah untuk di daur ulang dengan tepat dan mengumpulkannya kedalam plastik sampah daur ulang yang dapat dibeli seharga 40-60 yen, jika agan dan aganwati mengumpulkan golongan sampah yang salah pada saat hari pengumpulan, maka sampah agan dan aganwati tidak akan diangkut oleh petugas kebersihan.
Untuk sampah daur ulang berupa kertas Koran, majalah, ataupun buku tidak dapat dikumpulkan begitu saja dalam satu plastik sampah tadi, melainkan agan dan aganwati harus memisahkannya dengan cara menumpuk dengan rapi kertas kertas Koran tersebut lalu diikat kuat agar tidak terpisah. Beberapa pemerintah lokal memiliki kebijakan untuk menuliskan nama serta alamat pemilik sampah Jika golongan sampah tidak sesuai maka sampah tersebut akan dikirim kembali ke pada pemiliknya, bayangin deh agan dan aganwati dapat paket kiriman sampah ke tempat tinggal agan dan aganwati gimana tuh rasanya?
Lalu bagaimana dengan sampah sampah besar seperti mobil yang sudah rusak dan tidak terpakai? Biasanya para pengendara mobil di Jepang menyerahkannya kepada pabrik mobil untuk didaur ulang kembali, biaya yang dikeluarkan tidaklah murah bisa mencapai 7.000 hingga 18.000 yen!! Hmmm….. mungkin ini salah satu alasan kenapa orang Jepang lebih suka naik transportasi umum terutama kereta, ya… ya… bisa jadi!!
Ribetnya sistem daur ulang dan pengolahan sampah di Jepang tentunya untuk satu tujuan yang baik pula. Hasilnya, dapat dikatakan Jepang memiliki sistem pengolahan sampah dan daur ulang terbaik di dunia dengan hampir 50% tingkat daur ulang pada material bekas yang sudah tidak terpakai lagi, tuh ecofriendly banget kan.
Penggolongan sampah yang ribet tentunya juga bertujuan untuk memudahkan proses ini, sehingga peran masyarakat Jepang yang rela ribet untuk membuang sampah juga berpengaruh besar dalam pencapaian ini. Jadi gak apa apa dong ribet kan untuk kebaikan kita dan lingkungan tempat kita tinggal, kalo uda di Jepang gak ada lagi deh pertanyaan “sudah membuang sampah pada tempatnya belum?” Itu sih sudah gak level lagi bagi mereka, mereka sudah step to the next level jadi “sudahkah buang sampah pada tempat sampah yang tepat?” terus….. pertanyaan pun tertuju pada diri kita masing masing nih, “sudahkah berpikir untuk membuang sampah minimal pada tempatnya?”

Nah itu thread ane kali ini, kasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)kalau berkenan, bantu emoticon-Rate 5 Star ya agan dan aganwati
sumber: http://isnafarhatina.blogspot.com/20...di-negara.html

Diubah oleh isnastar 23-11-2014 04:28
0
5.6K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan